31 Maret, 2018

Cacing Anisakis dalam Ikan Kaleng

Akhir-akhir ini banyak diberitakan terkait adanya temuan cacing dalam ikan dalam kaleng seperti ikan sarden dan ikan makarel. Cacing yang banyak dijumpai tersebut adalah berjenis Anisakis. Suatu cacing dalam golongan Nematoda yang hidup dalam tubuh ikan air laut. Jenis-jenis ikan di negara sub tropis yang menjadi tempat hidup cacing tersebut adalah ikan Salmon, ikan Cod, ikan hering dab sebagainya. Sementara jenis ikan di Indonesia yang sering menjadi habitat cacing Anisakis adalah ikan kakap, kerapu, kembung, kuwe dan berbagai macam jenis ikan Karnivora lainnya. Prevalensi cacing Anisakis dalam tubuh ikan sangat bervariasi, tergantung pada musim. Akibat pengaruh perubahan iklim global, diduga ikan-ikan yang hidup di belahan negara subtropis kemudian menular pada ikan-ikan dari daerah tropis.

Dalam tubuh ikan, cacing anisakis menempati lokasi yang bervariasi seperti dalam otot dan organ-organ dalam. Bila manusia makan ikan sarden atau makarel yang didalamnya terdapat cacing Anisakis, secara langsung tidak berakibat apa-apa, karena ikan sudah dimasak dengan pemanasan suhu tinggi. Dalam kondisi demikian tentu cacing Anisakis sudah mati akibat pemasakan.

Bila jumlah anisakis dalam ikan tersebut cukup banyak, kemudian manusia mengkonsumsi makanan tersebut, maka dapat mengakibatkan timbulnya reaksi hipersensitivitas pada tubuh karena adanya antigen atau protein yang dihasilkan dari anisakis dengan proses pemasakan atau pemanasan suhu tinggi. Suhu diatas 63 derajad C sudah dapat membunuh cacing Anisakis. Namun akibat pemanasan akan memicu keluarnya antigen ES dari cacing tersebut. Akumulasi dalam jumlah banyak antigen ES yang ada dalam ikan kaleng, bila dikonsumsi oleh orang yang menderita alergi dapat berakibat timbulnya hypersensitivitas atau reaksi alergi yang berlebihan, diiringi dengan gejala muntah-muntah, hipersalivasi, keradangan saluran pencernaan, diare dan bila tidak segera mendapat pertolongan dokter akan dapat berakibat kematian. Selain itu, dari sisi hygiene tentu tidak baik kalau kita makan makanan yang mengandung cacing.

Hal yang serupa juga kita jumpai kalau kita makan ikan Salmon yang hanya dengan hanya dimasak cepat seperti ditempel, hotplate, dengan bagian dalam belum matang. Bila proses pemasakan tidak baik, tidak weldone, maka cacing tersebut masih tetap aktif, telurnya yang ada dalam cacing tetap hidup dan bila dikonsumsi akan menimbulkan infeksi akibat larva yang menetas dari telur Anisakis masuk menembus usus.

Di Indonesia, cacing anisakis banyak dijumpai pada hampir semua ikan- ikan air laut terutama ikan jenis Karnivora dengan lokasi berbeda beda, mulai dari otot, organ dalam, usus dan sebagainya.

Temuan cacing pada ikan air laut sebetulnya sudah lama. Temuan Anisakis pada satu kontainer ikan dalam kaleng ditemukan pada tahun 2000. Berbagai penelitian yang dilakukan sejak saat itu menunjukan bahwa prevalensi Anisakis dari tahun ke tahun semakin meningkat. Namun kurang mendapat perhatian karena medsos belum seramai seperti sekarang ini.

Makan ikan laut tidak berbahaya, asal dengan proses pemasakan yang benar sehingga cacing dipastikan sudah mati. Semoga ini menjadikan kewaspadaan bagi kita semua bila ingin mengkonsumsi ikan laut. Polemik bahaya makan ikan yang bercacing perlu disikapi dengan bijak. Apalagi Pemerintah saat ini gencar melaksanakan program Gemar makan ikan (Gemari). Dikhawatirkan bila tidak mendapat informasi yang tepat, akan dapat menurunkan animo masyarakat makan ikan laut.

Semoga bermanfaat.

Wisnu Nurcahyo
Dosen Parasitologi
Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Gadjah Mada


 

Cacing Anisakis dalam Ikan Kaleng

Bagaimana Cacing Anisakis Sp Bisa Masuk ke Ikan Makarel Kalengan?

 KKP Klarifikasi Soal Cacing dalam Ikan Makerel Kaleng 

27 Merek Ikan Kalengan Positif Mengandung Parasit Cacing

 

 

Tidak ada komentar: